Pertahankan Inflasi Dibawah Nasional, TPID Kota Pangkalpinang Bersiap Hadapi Idul Fitri 1445 H, Terdapat 6 Upaya Konkrit Yang Telah Dilakukan
PANGKALPINANG – Menjelang perayaan hari besar keagamaan nasional Idul Fitri 1445 H Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Lusje Anneke Tabalujan pimpin rapat pembahasan program kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pangkalpinang di Smart Room Center (SRC) Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Kamis (28/3).
Diketahui, TPID sendiri merupakan sebuah tim yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah untuk mengendalikan inflasi di daerahnya. TPID berfungsi untuk memonitor dan menganalisis pergerakan harga di pasar, serta melakukan tindakan-tindakan preventif dan korektif untuk mengendalikan inflasi.
TPID terdiri dari berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan ekonomi, seperti perwakilan dari pemerintah daerah, Bank Indonesia, pengusaha, pedagang, dan masyarakat. Selain itu dalam TPID tergabung pula unsur Kepolisian dan TNI ditingkat daerah.
“Dengan adanya TPID, diharapkan inflasi di daerah dapat ditekan sehingga masyarakat dapat memperoleh harga barang dan jasa yang stabil dan terjangkau”, ujar Lusje.
Lusje menerangkan perkembangan indeks harga konsumen Kota Pangkalpinang pada Februari 2024 berdasarkan berita resmi statistik No.02/03/1971.X, 1 Maret 2024. Inflasi Kota Pangkalpinang Month to Month berada pada angka 0,34 persen. Sedangkan pada Year to Date inflasi Kota Pangkalpinang sebesar 0,37 persen. Sedangkan Year to Year inflasi Kota Pangkalpinang berada pada angka 2,42 persen.
“Andil inflasi Year to Year menurut kelompok pengeluaran paling besar disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebanyak 1,90 persen. Menyusul transportasi sebesar 0,28 persen dan kesehatan sebesar 0,21 persen. Sedangkan pada kelompok perlengkapan, peralatan, pemeliharaan rutin rumah tangga minus di angka -0,05 persen”, terang Lusje.
Selain itu, kelompok yang minus juga ada pada perawatan pribadi dan jasa lainnya hanya menyumbang angka -0,09 persen. Pada kelompok pakaian, perumahan air listrik dan bahan bakar rumah tangga, rekreasi olahraga dan budaya, dan pendidikan masing-masing menyumbang sebesar 0,03 persen.
“Pada kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan menyumbang sebesar 0,01 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen”, jelas Lusje pada rapat tersebut.
Berdasarkan perbandingan angka inflasi Kota Pangkalpinang bulan Februari 2024 dengan angka inflasi nasional serta kabupaten kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Inflasi di Pangkalpinang pada Month to Month 0,34 perseb berada dibawah rata-rata inflasi nasional sebesar 0,37 persen dan Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,39 persen. Pada Year to Date inflasi Kota Pangkalpinang sebesar 0,37 persen menjadi inflasi terendah dari rata-rata nasional, inflasi Provinsi, dan inflasi dari seluruh kabupaten se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kota Pangkalpinang dibawah inflasi nasional, provinsi dan bahkan terendah dari seluruh kabupaten yang ada di Bangka Belitung harapannya dapat dipertahankan. Kalo Year to Year angka inflasi Kota Pangkalpinang berada ditengah-tengah yakni sebesar 2,42 persen dengan angka nasional 2,75 persen”, ucap Lusje.
Pemerintah Kota Pangkalpinang telah melakukan 6 (enam) upaya konkrit dalam penanganan inflasi daerah yakni melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan BTT, hingga dukungan transportasi dari APBD.
“Jelang Idul Fitri 1445 H kita bersiap dan harus hati-hati karena kebutuhan sejumlah komoditi akan mengalami peningkatan, untuk itu saya tekankan agar angka inflasi Kota Pangkalpinang yang dibawah nasional dapat dipertahankan”, tukasnya.